Minggu, 08 April 2012

SEKELUMIT CERITA S1 DAN S2

Setelah mengikuti perkuliahan di semseter 1 Pascasarjana program Magister Administrasi Publik, saya merasakan bahwa jenjang S2 tidak semudah yang kita bayangkan dan tidak sesulit yang kita kira..

MENGAPA DEMIKIAN..??


Jenjang S1 kita masih dituntut untuk "mengetahui" dan "memahami" sesuatu maupun sebuah teori, dan belajar untuk mencari contoh kasusnya. Sehingga metode pembelajaran masih terasa di jenjang pendidikan S1 yang hanya menuntut untuk sekedar tau. SEDANGKAN untuk jenjang S2 saya merasa mahasiswa dituntut untuk mengetahui, memahami, menganalisa, membandingkan dengan teori yang ada, serta memberikan solusi terhadap permasalahan atau kasus yang diangkat.

Pembelajaran S1 masih monoton, karena interaksi terjadi 1 arah ataupun masih terkesan kaku. Misalnya dalam sebuah diskusi paper atau makalah, ya hanya sebuah pertanyaan yang dilakukan untuk mencari nilai dan menguji makalah si presenter, sehingga pembelajaran yang diambil tidak maksimal. SEDANGKAN di S2 mahasiswa dituntut untuk berdiskusi dengan santai dan memberikan keleluasaan mahasiswa untuk menuangkan pikiran serat informasi tambahan kepada si presenter, diskusi juga tidak hanya berupa tanya jawab melainkan benar-benar sebuah diskusi yang bahkan sebuah materi presentasi menjadi penyelesaian satu kelas. Sehingga di S2 sangat dituntut pengetahuannya baik terhadap teori maupun informasi yang ada di masyarakat.

Ujian di S1 masih berupa menjelaskan sebuah teori dan beri contohnya. Jadi masih dirasakan dangkal dan berupa hafalan atau teks book meskipun beberapa dosen sudah berani memberikan soal yang menggunakan logika mahsiswa dalam menghadapi sebuah soal ujian. SEDANGKAN di S2 mahasiswa saat ujian dituntut kesiapan otak, pena, dan stamina. Karena ujian di S2 menuntut kesiapan otak mahasisiwa untuk menggali setiap informasi dan teori yang disajikan pada tiap-tiap soal, mahasiswa boleh menjawab secara logika berfikirnya namun harus berlandaskan pada teori yang telagh dipelajari. Mahasisiwa S2 belajar untuk mulai menuangkan ide dan gagasan pribadi yang dibandingkan atau dipadukan dengan teori yang ada dalam menganalisis sebuah permasalahan yang ada. Sehingga saya seringkali merasa kelelahan saat mengerjakan ujian di S2, karena otak terus berjalan baik dalam mencari teori yang cocok terhadap ide saya dan membuat kata-kata supaya padu-padan dengan ide dan permasalahan yang ada.

S1 kita tidak dituntut untuk aktif melakukan diskusi sehingga diskusi tidak berjalan dengan menarik dan seru. SEDANGKAN di S2 mahasiswa dituntut ikut aktif dan ikut diskusi bahkan sampai berdebat saat diskusi. Sehingga diskusi maupun presentasi di S2 berjalan dengan seru dan menarik.

S1 banyak ujian yang dilaksanakan di kampus dengan menjawab pertanyaan pada sebuah lembar jawaban, tugas-tugas yang diberikan juga sering dalam kelompok. SEDANGKAN di S2 mahasisiwa banyak tugas berupa paper ataupun makalah secara individu dan kerap kali menumpuk 2 - 4 paper dalam 1 minggu.

S1 mahasiswa masih tidak bebas dalam makan maupun minum, dan konsumsi disediakan sendiri oleh mahasiswa (bawa bekal / jajan). SEDANGKAN di S2 mahasisiwa bisa membuat minuman sendiri di dapur yang sudah disiapkan Program Studi (teh, kopi, susu, dll) sehingga perkuliahan tidak terkesan tegang dan santai namun tetap bisa fokus terhadap materi pembelajaran.

Kuliah S1 dilaksanakan Senin - Jumat dan paling hanya 3 mata Kuliah dan paling hanya menyita waktu 6 - 7 jam per hari dan masih bisa melaksanakan weekend bersama keluarga dan teman, SEDANGKAN di S2 kuliah hari Sabtu dan Minggu. Sabtu sore sampai malam dan Minggu pagi sampai sore yang bahakan menyita 8 jam per hari dan tidak bisa melaksanakan weekend bersama keluarga.

S1 tidak dituntut rapi dan santun saat berpakaian, sehingga masih seperti anak muda dengan celana jins dan kaos maupun kaos berkerah, sepatu kets bahakan sudah buluk dan mau jebol. SEDANGKAN S2 mahasiswa dituntut untuk selalu rapi dan santun dalam berpakaian. Dengan menggunakan celana kain dan kemeja serta bersepatu pantofel. Bhakan untuk di MAP UNDIP harus menggunakan dasi. Sehingga terkesan terhormat dan sopan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar